Pembagian Kalimat dalam Bahasa Arab

pembagian kalimat dalam bahasa Arab

Pembagian Kalimat dalam Bahasa Arab

Pembagian kalimat dalam bahasa Arab terbagi menjadi 3. Apa saja 3 bagian tersebut? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut ini…

Bismillah,

Sekilas tentang Makna Kalimat dalam Bahasa Arab

Makna kalimat dalam bahasa Arab berbeda dengan makna kalimat dalam bahasa Indonesia. Kalau di Indonesia kata itu adalah kumpulan huruf-huruf yang bersatu dan memberikan makna tertentu, maka dalam bahasa Arab hal itu disebut dengan kalimat.

Kalau dalam bahasa Indonesia, kalimat itu adalah kumpulan kata-kata yang bersatu dan memberikan keterangan yang jelas, maka dalam bahasa Arab hal itu disebut dengan jumlah mufidah.

Kesimpulannya, kalimat dalam bahasa Arab adalah kata dalam bahasa Indonesia. Dan jumlah dalam bahasa Arab adalah kalimat dalam bahasa Indonesia.

Pembagian Kalimat dalam Bahasa Arab

Hal ini penting untuk kita ketahui sebelum mulai mempelajari bahasa Arab, karena seluruh teks dalam bahasa Arab, baik itu Al-Qur’an, hadits, dan kitab-kitab para ulama, semuanya tidak akan lepas dari 3 bagian kalimat yang akan kita uraikan pada kesempatan kali ini.

Kalimat dalam bahasa Arab terbagi menjadi 3 bagian, yakni

  1. Isim

  2. Fi’il

  3. Huruf

Definisi Bagian-Bagian Kalimat

Bagian #1: ISIM

Isim (kata benda) adalah kata yang menunjukkan suatu makna tanpa disertai keterangan waktu tertentu, contoh:

كِتَابٌ

“kitab”

الطَّالِبُ

“murid”

Selain pengertian tersebut, Isim juga merupakan kata yang menunjukkan makna-makna sebagai berikut:

kata benda

Bagian #2: Fi’il

Fi’il (kata kerja) adalah kata yang menunjukkan suatu peristiwa atau perbuatan dengan disertai dengan keterangan waktu, seperti waktu lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang.

Contoh:

كَتبَ

“telah menulis”

يَكْتُبُ

“sedang menulis”

Bagian #3: Huruf

Huruf (kata bantu) adalah kata yang tidak memiliki makna yang jelas, kecuali ketika bersambung dengan kata lain.

Contoh:

في

kata fi di atas tidak memiliki makna yang jelas, kecuali setelah ada kata lain yang mengirinya, seperti:

فِي الفَصْلِ

“di dalam kelas”

setelah bersanding dengan kata al-fashli, maka huruf tersebut memberikan makna yang jelas yang artinya di dalam kelas.

***

Itulah pembahasan awal dalam artikel tentang MUNADA (Ilmu Nahwu Dasar) tentang pembagian kalimat dalam bahasa Arab disertai dengan definisi dan contoh-contohnya.

Semoga yang singkat ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita tentang ilmu nahwu dasar. Nantikan artikel lanjutan yang khusus membahas tentang MUNADA di web Hadana Academy. Silahkan share apabila artikel ini bermanfaat.

Jazakumullahu khairan wa barakallahu fiikum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *